Kamis, 02 Februari 2012

Niti Sastra



Sad Upaya Guna
            Sad Upaya Guna adalah enam sikap dewa yang harus ditiru oleh para pemimpin. Yaitu,
1.      Siddhi artinya mempunyai kemampuan untuk mengadakan persahabatan.
2.      Wigrha artinya mempunyai kemampuan untuk memisahkan setiap permasalahan dan dapat mempertahankan hubungan baik.
3.      Wibawa artinya memiliki kewibawaan
4.      Winarya mempunyai kecakapan dalam memimpin.
5.      Sasraya artinya mempunyai kecakapan untuk menghadapi lawan yang kuat.
6.      Sthana artinya mampu mempertahankan setiap hubungan yang baik.
Sepuluh hal yang baik dan patut dijadikan “sahabat” oleh seorang pemimpin yaitu,
1.      Satya artinya berpegangan kepada keadilan dan kebenaran
2.      Arya artinya bertindak sebagai orang besar
3.      Dharma  artinya selalu melaksanakan kebajikan
4.      Asurya artinya mampu mangalahkan musuh
5.      Mantri artinya dapat mengalahkan kesusahan
6.      Salyatawan artinya mempunyai banyak sahabat
7.      Bali artinya kuat dan sakti
8.      Keparamarthan artinya melaksanakan ilmu kerohanian
9.      Kadirin artinya tetap pendirian
10.  Guna artinya pandai dan luas pengetahuan

Tri Upaya Sandhi
            Tri Upaya Sandhi adalah tiga upaya yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengadakan pendekatan kepada bawahannya yaitu,
1.      Rupa artinya seorang pemimpin harus memahami arti raut wajah bawahannya. Dan harus bijaksana, lebih hati-hati dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan den keadaan social ekonomi bawahannya.
2.      Wangsa artinya seorang pemimpin juga harus memahami stratifikasi social bawahnya harus mengetahui “soroh” atau wangsanya
3.      Guna artinya seorang pemimpin juga harus memahami guna atau sifat, tabiat, kecakapan, atau bakat bawahannya.
Catur Kotamaning Nrpati
            Catur Kotamaning Nrpati adalah empat sifat utama yang patut diketahui dan dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
1.      Jana Wisesa Sudha .seorang pemimpin harus menguasai ilmu pengetahuan suci, baik bersumber dari manusia maupun dari tuhan atau kitab suci weda. Pengetahuan suci ini digunakan untuk tujuan yang suci pula.
2.      Keprahitaning Praja. Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa welas asih atau kasih sayang. Pemimpin harus ayang kepada sesamanya termasuk bawahannya dan harus siap sedia membantu siapa saja yang memerlukan bantuan.
3.      Kawiryan Seorang pemimpin harus bersifat berani maksudnya berani karena benar terutama membela rakyat yang sedang dalam kesulitan . Pemimpin harus selalu menegakan kebenaran itu.
4.      Wibawa. Seorang pemimpin harus berpegang teguh pada kebenaran keadilan dan kejujuran serta bersikap kasih sayang serta welas asih.Dengan begitu seorang pemimpin akan berwibawa dalam arti di sukai dan dicintai oleh bawahannya.
Asta Brata
            Asta Brata merupakan ajaran kepemimpinan yang di berikan oleh Sri Rama kepada Wibhisana ketika menjadi raja di alengka pura.  Ajaran kepemimpinan ini termuat dalam Kitab Manwa Dharmasastra bab VII.
1.      Dewa Surya. Para pemimpin harus meniru sifat-sifat baik dari dewa surya atau dewa matahari yaitu memberikan perhatian terhadap sesamanya tanpa pilih kasih. Mereka juga harus memberikan semangat, dorongan , bimbingan , dan pendidikan agar manusia terhindar dari kegelapan dan kebodohan tanpa pilih kasih tanpa membeda-edakan pangkat atau kedudkan.
2.      Dewa Candra. Para pemimpin hindu hendaknya meniru sikap baik dari dewa candra atau dewa bulan antara lain selalu bersikap lemah lembut ramah tamah , murah senyum , tidak mudah marah serta harus dapat menciptakan ketenangan dan ketentraman dalam lingkungannya dan terakhir harus dapat membantu sesamanya yang sedang dalam kesusahan atau kegelapan.
3.      Dewa Bayu. Para pemimpin hendaknya mempunyai sikap atau sifat seperti dewa Bayu atau Dewa Angin yaitu dapat memberikan  kehidupan , ketenangan seta kesejukan kepada sesamanya ataupun bawahannya
4.      Dewa Kuwera atau Dewa Kekayaan.  Pemimpin hendaknya jangan mempergunakan kekayaannya untuk menyombongkan diri  namun hendaknya dapat menjaga dan memelihara harta benda yang di milikinya dengan sebaik-baiknya atau dapat di pakai untuk tujuan baik.
5.      Dewa Baruna. Pemimpin hendaknya meniru sifat baik dewa baruna  yaitu harus berani menegakkan kebenaran dan mennghukum oranng-orang yang salah  sebaliknya harus mampu melindungi atau mengayoi orang-orang yang tidak berdosa terutama orang kecil khususnya orang yang berada dalam keadaan susah atau menderita.
6.      Dewa Agni. Pemimpin hendaknya berbudi luhur (suci), arif dan bijaksana, mampu melawan musuh, baik berada didalam atau diluar dirinya, serta sanggup menghadapi masalah dan memecahkan setiap kesulitan. Mampu menimba ilmu serta mengajarkan kepada orang lain.
7.      Dewa Yama. Pemimpin hendaknya selalu berlaku adil, selalu menjaga kebenaran dan berani bertindak tegas untuk menjatuhkan hukuman kepada siapa saja yang berbuat salah dan jahat serta melindungi dan membela orang-orang yang benar.
8.      Dewa Indra. Para pemimpin hendaknya memberikan perlindungan kepada rakyatnya yang sedang mengalami kesulitan yang dapat memberikan ketentraman dan kebahagiaan bagi rakyatnya.

Sad Warnaning Rajaniti
            Sad Warnaning Rajaniti atau Sad Sasana adalah enam sifat utama dan kemampuan yang patut dimiliki seorang pemimpin. Yaitu,
1.      Abhikamika artinya seorang pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi kebawahdan mengutamakan rakyatnya.
2.      Prajna artinya seorang pemimpin harus bersikap arif bijaksana, cerdas, dan dapat menjadi panutan atau suri tauladan masyaratkannya.
3.      Utsaha artinya seorang pemimpin harus mempunyai proaktif, kreatif, dan berinisiatif serta inovatif
4.      Atma Sampad artinya serang pemimpin harus mempunyai kepribadian, mempunyai integritas yang tinggi, moral yang luhur dan selalu bersikap obyektif serta mempunyai pengetahuan yang luas.
5.      Sakya Samanta artinya seorang pemimpin harus mampu mengontrol atau mengawasi bawahannya secara efektif dan efisien.
6.      Aksuda Parisaka artinya seorang pemimpin harus akomodatif, mampu memadkan berbagai perbedaan dalam musyawarah, pandai berdiplomasi dan menyerap aspirasi bawahannya.



Nawa Natya
            Nawa Natya adalah Sembilan wajah atau Sembilan syarat. Secara kias dapat diartikan sebagai orang yang mempunyai Sembilan pandangan, pintar melihat kesegala arah. Singkatnya orang yang berpandangan luas, orang yang pandai.
1.      Pradya Widagda artinya orang yang bijaksana, luas pengetahua, pintar, mahir dalam berbagai macam ilmu. Orang ini diharapkan akan menjadi pemimpin yang bijaksana dan teguh pendirian.
2.      Wira Sarwa Yuda artinya orang yang pemberanidan pantang menyerah dalam pertempuran.
3.      Paramartha artinya orang yang mempunyai budi pekerti mulia dan luhur.
4.      Dhirotsaha artinya orang yang tekun, ulet dan tidak pernah mengenal lelah dalam melaksanakan tugas.
5.      Pragiwakya artinya orang yang pandai berbicara dan juga cakap dalam berdiplomasi.
6.      Samaupaya artinya orang yang tidak pernah ingkar janji.
7.      Laghawangartha artinya orang yang tidak pernah pamrih dengan harta benda.
8.      Wruh ring sarwa bastra artinya orang yang pintar mengatasi berbagai kerusuhan
9.      Wikeka artinya orang yang pandai membedakan mana yang baik dan tidak baik.

Catur Naya Sandhi
            Catur Naya Sandhi adalah empat maam ajaeran kepemimpinan yang ditemukan di kekawin Ramayana.
1.      Sama artinya pemimpin harus mampu nmengendalikan bawahannya termasuk kawannya sendiri  selain itu pemimpin juga harus bertindak adil, tidak boleh pilih kasiih dan harus memandang bawahannya sama.
2.      Bheda artinya pemimpin harus menngatur atau memelihara displin kerja dan tatatertib yang berlaku bagi bawahannya , termasuk mereka yang agamanya berbeda.
3.      Dana artinya seorang pemimpin harus berusaha untuk membantu memenuhi kebutuhan akan sandang , pengan dan papan bagi bawahannya.
4.      Danda artinya pemimpin harus mampu menghukum secara adil terhadap bawahan dan siapapun yang bersalah.



Panca Dasa Paramiteng Prabhu
            Panca Dasa Paramiteng Prabhu adalah lima belas sifat-sifat baik atau istimewaGajah Mada yang di jadikan pola kepemimpinan yang patut di tiru oleh seorang pemimpin.
1.      Wijaya artinya Pemimpin harus bersikap bijaksana , tenang , dan sabar menyelesaikan berbagai persoalan serta harus berpegang treguh pada kebenaran.
2.      Mantriwira artinya Pemimpin harus gagah berani membela kebenaran artinya berani bertindak sebagai pembela Negara dan pembela kebenaran.
3.      Matanggwan artinya Pemimpin mendapat kpercayaan bawahan dan menghormati kepercayaan itu .
4.      Satya Bhakti Aprabhu artinya Pemimpin harus memiliki loyalitas atau setia dengan tulus ikhlas.
5.      Wagmi Wak artinya pemimpin harus pandai berbicara untuk meyakinkan pendapatnya kepada orang lain.
6.      Wicaksaneng Naya artinya pemipin harus bijaksana dalam segala tindakan atau cerdik mengatur siasat.
7.      Sarjjawopasama (Sarjawa Upasana) artinya Pemimpin hendaknya selalu rendah hati , selalu bermuka manis , tulus , lurus , sabar , dan tidak sombong.
8.      Dhirotsaha artinya Pemimpin hendaknya ulet , tekkun , dan rajin bekerja dengan selalu memusatkan cipta , rasa , dan karsanya sebagai abdi masyarakat.
9.      Tan Satrsna artinya Pemimpin harus selallu mendahulukan kepenntingan masyarakat dari pada kepentingannya sendiri atau golongannya.
10.  Sih Samastabhuwana ( Masihi Samasta Bhuwana) artinya pemimpin hendaknya sangat menyayangi alam semesta dengan segenap isinya.
11.  Ginong Pratidina ( Ginung Prati Dina) artinya Pemimpin hendaknya selalu berbuat baik dan menyingkirkan segala bentuk perbuatan buruk.
12.  Diwyacita (Diwyacitra) artinya Pemimpin hendaknya merupakan orang yang terbuka dan selalu siap mendengarkan dan menerima saran dari orang lain.
13.  Sumantri artinya Pemimpin harus bersikap tegas , jujur , dan berkelakuan baik dalam segala tindakannya.
14.  Anayaken Musuh artinya Pemimpin hendaknya mampu menngalah dan menguasai musuh. Maksudnya Pemimpin harus bersikap kasih sayang terhadap bawahannya , tetapi tidak pernah gentar melawan musuh- musuhnya.
15.  Tanleana ( Tan Lalana ) artinya Pemimpin haruslah teguh iman , tegar , dan bersifat gembira menghadapi persoalan.


Panca Sthiti Dharmaning Prabhu :
             Panca Sthiti Dharmaning Prabhu adalah lima tuntunan untuk menjadi pemimpin yang dapat menunjukan lima sifat baik dan teladan kepada bawahannya. Lima sifat tersebut adalah :
  1. Ing Ngarsa Sung Tulada
    Maksudnya seorang pemimpin sebagai seorang yang terdepan dan terpandang senantiasa memberikan panutan-panutan yang baik sehingga dapat dijadikan suri tauladan bagi masyarakatnya.
  2. Ing Madya Mangun Karsa
    Maksudnya seorang pemimpin di tengah-tengah masyarakatnya senantiasa berkonsolidasi memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan masyarakat.
  3. Tut Wuri Handayani
    Maksudnya seorang pemimpin senantiasa memberikan dorongan, motivasi dan kesempatan bagi para Generasi Mudanya atau anggotanya untuk melangkah ke depan tanpa ragu-ragu
    , bebas berkreasi dan mengembangkan ide-idenya.
  4. Sakti Tanpa Aji
    Maksudnya seorang pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau kekuasaan di dalam mengalahkan musuh-musuh atau saingan politiknya. Namun berusaha menggunakan pendekatan pikiran (Viveka), lobiing, sehingga dapat menyadarkan dan disegani pesaing-pesaingnya
    . Meskipun pemimpin berhasil melaksanakan tugasnya hendaknya tidak mudah menerima pujian atau sanjungan.
  5. Maju Tanpa Bala
    Maksudnya pemimpin sebagai seorang ksatria senantiasa berada terdepan dalam mengorbankan tenaga, waktu, materi, pikiran, bahkan jiwanya sekalipun untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup masyarakat.









Catur Paramitha
            Catur paramita adalah empat sifat baik dan utama bagi seorang pemimpin. Empat sifat itu yaitu :
1.      Maitri artinya seorang pemimpin harus dapat memandang orang lain sebagai sahabat. Dan harus bisa menempatkan diri, pandai mencari kawan dan bergaul
2.      Karuna artinya seorang pemimpin harus dapat memberikan bantuan kepada rakyatnya yang memerlukannya dan memberikan kasih sayang kepada rakyatnya. Tidak boleh memiliki sikap dengki dan iri hati
3.      Upeksa artinya seorang pemimpin tidak boleh terlalu memperhatikan ocehan orang lain, maksudnya tidak mudah kena pengaruh, hasutan atau adu domba. Pemimpin harus mengutamakan kebenaran dalam melaksanakan tugasnya.
4.      Mudita artinya seorang pemimpin harus selalu berusaha mendapatkan simpati orang lain. Harus bersikap dengan landasan Tri Kaya Parisudha. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yakni :
°         Semita atau memperlihatkan wajah yang manis, tidak cemberut
°         Waktra atau selalu barkata yang baik, benar dan menarik
°         Kaya atau menunjukan sikap atau perilaku yang lemah lembut dan santun

Panca Upaya Sandhi
            Panca Upaya Sandhi adalah lima upaya pemimpin untuk menyelesaikan berbagai masalah dan menghadapi musuh. Lima upaya itu adalah :
1.      Maya artinya mempunyai upaya untuk mengumpulkan data atau masalah yang belum jelas.
2.      Upeksa artinya mempunyai upaya untuk meneliti dan menganalisa semua data dan informasi yang diterima.
3.      Indrajala artinya memiliki upaya untuk mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi.
4.      Wikrama artinya mempunyai upaya untuk melaksanakan semua usaha yang telah dirumuskan pada tingkatan indrajala.
5.      Lokika (logika) artinya dalam melaksanakan semua tindakan agar selalu didahaului dengan upaya berupa pertimbangan yang matang dan dapat diterima oleh akal sehat dan tidak didasarkan kepada emosi, sehingga diperoleh alternatif yang teraikuntuk menyelesaikan persoalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar